Setelah lama terombang-ambing,
pada riuhnya lautan kenang,
aku terdampar pada dimensi lain,
tempat bernuansa nyaman..
Aku damai di sebuah ruang,
selalu menyuguhkan bahagia,
bermelodi lagu riang,
bernama asmara..
Pikirku melanglang buana,
logikaku mulai meluruh,
perasaanku berkenalan dengan asa,
hatiku membangun tempat baru..
dalam diriku menengadah,
ku perkuat dengan doa-doa,
jika memang dia,
maka jadikanlah nyata..
Biasanya orang-orang yang baru beranjak dari anak-anak, ia terlalu cepat mengambil sebuah kesimpulan. Gampangnya mengucap suka, sayang, dan cinta pada lawan jenisnya. Padahal definisinya saja ia tidak tahu. Hanya mungkin pikirannya terpenjara oleh sinetron dan film asmara yang umum ditayangkan. Pacaran sudah jadi fenomena yang mengakar. Bahkan buah dari itu adalah sesuatu hal yg bisa merusak masa depan. Nah, menurutku, jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa itu adalah cinta. Bahkan mungkin itu lebih tepat disebut dengan nafsu. Nafsu yang disalahartikan menjadi cinta. Cinta yang sebenarnya haruslah diikuti dengan tanggungjawab, bukan hanya rasa bertanggungjawab, namun tanggungjawab yang aku maksud adalah soal kemampuan.
By the way, suka dan cinta juga hal yang berbeda. Suka menurutku adalah perasaan senang seseorang thd sesuatu. "Aku suka rambutmu", "Aku suka penampilanmu". Jadi, bagi siapapun yang mendapat kalimat tsb, jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa orang itu 'cinta' sama kamu. Ada bagian yang dia suka, pun ada bagian yang dia tidak suka. Sedang cinta menurutku mengenai perasaan saling menerima, cinta mungkin adalah tingkatan teratas dari yang namanya perasaan. Cinta bisa membuat seseorang menerima kekurangan pasangannya dan berusaha melengkapinya. Diingat ya, cinta tetap harus diikuti oleh tanggungjawab yang besar.
By the way, suka dan cinta juga hal yang berbeda. Suka menurutku adalah perasaan senang seseorang thd sesuatu. "Aku suka rambutmu", "Aku suka penampilanmu". Jadi, bagi siapapun yang mendapat kalimat tsb, jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa orang itu 'cinta' sama kamu. Ada bagian yang dia suka, pun ada bagian yang dia tidak suka. Sedang cinta menurutku mengenai perasaan saling menerima, cinta mungkin adalah tingkatan teratas dari yang namanya perasaan. Cinta bisa membuat seseorang menerima kekurangan pasangannya dan berusaha melengkapinya. Diingat ya, cinta tetap harus diikuti oleh tanggungjawab yang besar.
Dulu aku sering sekali mengedepankan keegoisanku jika aku suka kepada seseorang. Dulu aku juga orang yang lemah karena tidak mampu mengendalikan sebuah perasaan yang tiba-tiba datang. Sekarang setelah aku banyak belajar dari buku dan pengalaman orang lain. Aku sadar, bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan keegoisannya. Ketika dia suka kepada seseorang, ia tidak lantas menggebu gebu untuk segera memiliki. Namun, ia tahan dan ia memantaskan diri supaya ketika ia sudah mampu untuk meminangnya, ia segera melamarnya. Sekarang aku sudah sedikit sadar, maka aku mencoba untuk menahan hal tersebut untuk tidak terlalu cepat diungkapkan. Sebab itu berhubungan dengan orang lain. Sedang aku saja belum mampu bertanggungjawab penuh, lebih baik aku diam saja dan berusaha memantaskan diri. Saat ini aku sedang kagum kepada seseorang. Mungkin karena terbiasa sama-sama. Seperti kata orang jawa, "Witing tresno jalaran soko kulino", yang artinya "Cinta tumbuh karena terbiasa". Terbiasa bertemu, terbiasa bersama sama. Namun, betapa dekatnya cinta dan nafsu. Aku tergesa gesa, aku bisa saja tenggelam. Jika nafsu yang mendominasi, aku bisa saja lebih memaksa cinta agar cepat dimiliki, sebuah status dalam hubungan ingin segera terwujud, padahal diriku sendiri tidak punya apa-apa. Namun, jika pikiranku tetap terkendali, aku pelajari bagaimana mencintai seseorang sesuai agamaku, maka aku bisa berenang sejauh mungkin, mungkin nantinya ketika aku siap, aku baru bisa ajak dia ke hal yang lebih serius untuk menyempurnakan separuh agamaku. Ya begitu, semoga saja. Allah makes the impossible possible.
Comments
Post a Comment